Selasa, 26 Januari 2010

METODE MENGAJAR TARIKH

BAB II

METODE MENGAJAR TARIKH

A. Pengertian Metode

Pengertian Metode dalam mengajar adalah sebagai teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa didalam kelas, agar pelajaran tersebut dapat ditangkap, dipahami, dan digunakan oleh siswa dengan baik.. Sedangkan metedologi pengajaran adalah suatu ilmu yang membicarakan tentang jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan pengajaran, jadi dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan metode mengajar pendidikan adalah cara sistematis dan terencana yang digunakan untuk melakukan suatu pengajaran dalam pendidikan Agama Islam untuk dapat mencapai hasil yang maksimal dari tujuan yang telah ditentukan sebelumnya

Metode pendidikan sebenarnya bertujuan untuk menjadikan proses dan hasil belajar mengajar lebih berdaya guna dan berhasil guna dan menimbulkan kesadaran anak didik untuk mengamalkan ketentuan melalui teknik motivasi yang menimbulkan gairah belajar anak didik secara mantap disamping bermanfaat untuk mengantarkan tercapainya tujuan pendidikan yang di cita-citakan.[1]

B. Pengertian Mengajar

H.M.Arifin merumuskan pengertian mengajar sebagai suatu kegiatan penyampaian bahan pelajaran kepada pelajar agar dapat menerima, menanggapi, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu. Roestiyah NK menyatakan pula bahwa mengajar adalah bimbingan kepada anak dalam proses belajar.[2]

Namum ada pula yang mengatakan bahwa mengajar adalah suatu proses pentransferan ilmu dari seorang guru kepada siswanya yang brtujuan untuk menembah dan mengembangkan khasanah keilmuan siswa dan mengamalkan ilmu Allah.

C. Pentingnya pelajaran Tarikh

Ada pribahasa yang mengatakan “bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai pahlawannya”. Atas dasar itulah betapa kedudukan sejarah amat penting dalam suatu Negara dan agama. Selain itu nilai sejarah (history) menjadi salah satu pondasi dasar dalam pembentukan pendidikan di suatu Negara yang bertujuan untuk mengembang kan pendidikan secara optimal.

Jadi dapat disimpulkan betapa pentingnya pelajaran Tarikh dalam pendidikan formal untuk menciptakan dan membangun generasi yang meneladani perjuangan dan pencapaian para pahlawan islam dalam membela dan menyebarkan agama islam.

D. Metode-Metode Pengajaran dalam Tarikh Tentang Kemajuan dan Kemunduran Tiga Kerajaan Islam

1). Metode Ceramah

Metode ceramah merupakan metode mengajar yang sampai saat ini, menurut pengamatan penulis, iranyamasih mendominasi atau paling banyak digunakan guru dalam dunia pendidikan. Metode ceramah ialah, penyajian pelajaran yang dilakukan guru dengan penuturnya atau penjelasan lisan secara langsung terhadap siswa.[3] Dengan kata lain dapat juga dimaksudkan, bahwa metode ceramah atau lecturing itu adalah suatu cara penyajian atau penyampaian informasi melalui penerangan dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap siswanya. Dalam penyampaian tentang kemajuan dan kemunduran tiga kerajaan besar islam, guru hendaknya menjelaskan tentang tentang kemajuan dan kemunduran tiga kerajaan besar islam, penyebab dan dampaknya bagi agama Islam , dan juga semua yang berkenaan tentang kemajuan dan kemunduran tiga kerajaan besar islam, seperti peninggalan-peninggalan, tokoh-tokoh besar yang pernah hidup pada masa tiga kerajaan besar islam tersebut.

Metode ceramah wajar dilaksanakan apabila:

  1. Jumlah murid terlampau banyak sehingga sulit menyampaikan metode lain.
  2. Bahan yang disampaikan merupakan topik baru yang mengandung informasi, penjelasan atau uraian.
  3. Tidak ditemui bahan bahan yang disampaikan itu dalam buku yang akan dipergunakan oleh murid sebagai buku pedoman.
  4. Guru seorang pembicara yang mahir dan bersemangat dan dapat menarik serta merangsang perhatian murid.
  5. Bahan yang harus diajarkan banyak sekali sedangkan waktu amat terbatas.
  6. Apabila tidak ada alat-alat yang lain kecuali bahasa lisan.

Penggunaan metode ceramah dalam pendidikan Agama, hampir semua bahan/materi pendidikan agama dapat mempergunakan metode ini. Hanya saja pelaksanaannya/penerapannya harus dilengkapi dengan metode-metode lain yang sesuai.[4]

Kelebihan dari metode ini dalam soal ibadah yaitu dalam waktu relative singkat dapat disampaikan bahan sebanyak banyaknya, dan juga metode ini lebih fleksibel dalam arti bahwa jika waktu terbatas bahan dapat dipersingkat, akan tetapi dari segi kekurangannya yaitu pendengar cenderung menjadi pasif dan ada kemungkinan malah kurang tepat dalam mengambil kesimpulan, dan juga kadang-kadang guru sangat mengejar disampaikannya bahan yang sebanyak-banyaknya padahal murid belum sepenuhnya memahami materi pelajaran yang disampaikan tersebut.

2). Metode Tanya Jawab

Metode ini termasuk metode yang tertua dan banyak digunakan dalam proses pendidikan, baik dilingkungan keluarga, masyarakat, maupun di sekolah. Socrates (469-399SM), menurut beliau orangtua dan anak di lingkuangan keluarga banyak menggunakan Tanya jawab untuk mengetahui sesuatu. Dalam pergaulan masyarakat sering digunakan Tanya jawab untuk mengetahui penjelasan tentang sesuatu. Demikian juga di sekolah, guru dan siswa banyak menggunakan metode ini sebagai cara dalam proses belajar mengajar.

Metode Tanya jawab ialah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertannyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru.[5] Dalam berkenaan tentang tentang kemunduran tiga kerajaan besar islam guru mengharapkan dari peserta didik jawaban yang tepat dan berdasarkan fakta, apalagi ini menyangkut tentang persoalan tarikh.

Dilihat dari waktu penyampaiannya, pertanyaan terbagi menjadi tiga:

a). Pertanyaan awal pelajaran, yaitu pendahuluan yang dimaksud untuk menghubungkan pengetahuan yang telah lalu dengan pengetahuan yang baru.

b). Pertanyaan di tengah-tengah berlangsungnya proses belajar mengajar.

c). Pertanyaan akhir pelajaran, yaitu pelajaran penutup yang di maksudkan untuk mengulang, menghubungkan bagian-bagian topik bahasan, dan menarik kesimpulan pelajaran sehingga pelajar dapat memahami pelajaran dengan mudah.[6]

Metode Tanya jawab tepat dipergunakan untuk:

a) Merangsang anak didik agar perhatiannya terarah kepada masalah yang sedang dibicarakan.

b) Mengarah proses berfikir anak.

c) Sebagai ulangan/evaluasi pelajaran yang telah diberikan.

d) Sebagai selingan dalam ceramah/pembicaraan.

Kelebihan yang dimiliki dalam metode ini yaitu menjadikan situasi kelas menjadi sangat hidup, sangat positif sekali untuk melatih anak agar berani mengemukakan pendapatnya dengan lisan secara teratur, mendorong siswa lebih aktif dalam kelas, sedangkan kelemahannya yaitu apabila terdapat perbedaan pendapat maka akan memakan waktu lama dalam penyelesaiannya.

3). Metode Diskusi

Diskusi ialah suatu proses yang melibatkan dua atau lebih individu yang berintegrasi secara verbal dan saling berhadapan muka mengenai tujuan atau sasaran yang sudah tertentu melalui cara tukar menukar informasi, mempertahankan pendapat, atau pemecahan masalah.[7]

Contoh:

Guru: “membuat 3 kelompok atas anak didik yang masing masing kelompok diberikan tugas untuk menjelaskan dan memaparka salah satu dari tiga kerajaan besar islam”.

Murid: “mencari bahan materi dan mengumpulkannya untuk didiskusikan dengan kelompoknya dan kelompoklain”.

Manfaat metode diskusi:

a) Membantu murid untuk tiba kepada pengambilan keputusan yang lebih baik ketimbang ia memutuskan sendiri.

b) Mereka tidak terjebak kepada jalan fikirannya sendiri yang kadang-kadang salah, penuh prasangka dan sempit.

c) Berbagai diskusi timbul dari percakapan guru dan peserta didik mengenai sesuatu kegiatan belajar yang akan mereka lakukan.

d) Diskusi kelompok/kelas memberi motivasi terhadap berfikir dan meningkatkan perhatian kelas terhadap apa-apa yang sedang mereka pelajari.

e) Apabila dilaksanakan dengan cermat maka diskusi dapat merupakan cara belajar yang menyenangkan dan merangsang pengalaman.

Kelebihannya yaitu suasana menjadi lebih hidup, kesimpulan hasil diskusi mudah dipahami peserta didik, dan juga peserta didik dilatih belajar mematuhi peraturan-peraturan dan tata tertib dalam suatu musyawarah. Sedangkan kelemahannya yaitu kemungkinan ada anak yang tidak ikut aktif.

4). Metode Demonstrasi

Istilah demonstrasi dalam pengajaran dipakai untuk menggambarkan suatu cara mengajar yang pada umumnya penjelasan verbal dengan suatu kerja fisik atau pengoperasian peralatan barang atau benda.

Contoh:

Guru: “memutarkan film tentang kemajuan dan kemunduran tiga kerajaan besar Islam”

Murid: “menyimak dan menyimpulkan cerita yang telah mereka saksikan bersama”

Karena pengertian lebih cepat dicapai, menambah keaktifan peserta didik, lebih-lebih kalau peserta didik diikut sertakan, dan juga dapat menambah pengalaman peserta didik karena peserta didik turut membantu pelaksaan suatu demonstrasi sehingga ia menerima pengalaman yang bisa mengembangkan kecakapannya. Metode demonstrasi tepat digunakan:

- Untuk memudahkan berbagai jenis penjelasan, sebab penggunaan bahasa lebih terbatas.

- Untuk menghindari verbalisme.

- Untuk membantu anak dalam memahami dengan jelas jalannya suatu proses dengan penuh perhatian, sebab lebih menarik.[8]

Walaupun kami menyukai metode ini akan tetapi kami mengetahui bahwa metode ini pun memiliki kelebihan dan kekurangan seperti metode-metode yang lain, dan karena setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Kelebihan dari metode ini sendiri yaitu dapat mengurangi kesalahan-kesalahan, karena penjelasan secara lisan banyak banyak menimbulkan salah paham atau salah tafsir dari peserta didik apalagi kalau penjelasan tentang suatu proses. Sedangkan kelemahannya yaitu akan sulit dilaksanakan kalau tidak di tunjang oleh tempat, waktu dan peralatan yang cukup.

  1. Faktor-Faktor Yang Harus Diperhatikan Dalam Penetapan Metode Yang Akan Digunakan dalam mengajar

Dalam menentukan metode pengajaran seorang guru tidak boleh gegabah dalam penetapan metode yang akan digunakan hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Tujuan yang hendak dicapai

Guru haruslah mengetahui dengan jelas tujuan yang hendak dicapainya, supaya metode dan media pendujungnya bias digunakan secara optimal dan maksimal.

2. Audiens (siswa)

Seorang guru hendaknya memperhatikan Audiens (siswa) terlebih dahulu sebelum menentukan metode yang akan digunakan, karna jumlah dan karakter siswa,sangat berpengaruh pada umpan balik dan tujuan yang diharapkan seorang guru.

3. Fasilitas

Fasilitas menjadi pertimbangan yang sangat penting dalam penetapan metode pengajaran, namun harus kita ingat fasilitas disini tidak hanya berkutat kepada materi semata namun non materi seperti waktu yang diberikan untuk seorang guru dalam menyampaikan materinya.

4. keunggulan dan kelemahan metode tertentu

tidak ada satu metode yang dapat dikatakan lebih baik karena metode-metode yang ada bias bersifat tidak efektif apabila tidak tercapainya tujuan yang diharapkan atas dasar itulah hendaknya guru memperhatikan beberapa fakto-faktor yang telah di jelaskan di atas



[1] starawaji.wordpress.com/.../metode-mengajar-pendidikan-islam/

[2] Ramayulis.Metodologi Pengajaran Agama Islam.(Jakarta:Kalam Mulia,2001).hlm.78

[3] Sudirman N dkk.Ilmu pendidikan. ( Bandung:PT Remaja Rosdakarya,1992) hal.113

[4] Zuhairini,dkk.Metodik Khusus Pendidikan Agama.(Malang:Biro Ilmiah Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel ,1983).hlm.85-86

[5] Sudirman N dkk.Ilmu pendidikan. ( Bandung:PT Remaja Rosdakarya,1992) hal.118-119

[6] Ramayulis.Metodologi Pendidikan Agama Islam.(Jakarta:Kalam Mulia,2005).hlm.239-241

[7]Ramayulis.Metodologi Pendidikan Agama Islam.(Jakarta:Kalam Mulia,2005).hlm. 253

[8] Zuhairini,dkk.Metodik Khusus Pendidikan Agama.(Malang:Biro Ilmiah Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel ,1983).hlm.94

Tidak ada komentar:

Posting Komentar